SISTEM PENDINGINAN PADA KAPAL
Semakin banyaknya kapal yang beroperasi pada saat ini menuntut pihak pemilik untuk meningkatkan availability kapalnya. Salah satu cara untuk: meningkatkan availability kapal adalah dengan meningkatkan keandalannya melalui usaha perawatan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kegagalan kamponen komponen di dalam sistem yang dapat menimbulkan kegagalan yang sifatnya merusak keseluruhan fongsi kapal yang pada akhirnya akan menyebabkan tingkat keselamatan menurun dan dapat membahayakan penumpang serta muatan yang diangkut. Penelitian ini merupakan studi terhadap aplikasi teori keandalan sebagai alat untuk mengevaluasi perawatan sistem pendingin air tawar. Dalam evaluasi, pendekatan yang dilakukan Reliability Block Diagram (RBD). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai indeks reliability sistem sebesar 0,36. Selanjutnya perawatan berupa pemeriksaan harus dilakukan paling lambat sebelum wakiu operasi mencapai 340 jam. Namun untuk menjaga agar nilai indeks reliability 0,7 sebaiknya dilakukan setiap 175 jam operasi (8,5 hari}. Beberapa komponen yang perlu mendapatkan perhatian khusus antara lain: heat exchanger, pompa; thermostat, filter.
Mengingat sebagian besar sistem yang ada di atas kapal bekerja secara terus menerus sepanjang daerah operasinya maka tak terhindar dari terjadinya keausan-keausan pada komponen-komponen dari sistem tersebut yang akan menurunkan performa atau kinerja sistern bahkan terjadi suatu kegagalan. Sehingga perlu adanya penelusuran pengaruh-pengaruh dari kegagalan komponen atau item-item individu sesuai dengan level sistem. Secara kritikal, item-item khusus dapat dinilai dan tindakan perbaikan diperlukan untuk memperbaiki desain atau dengan kata lain mengevaluasi desain sistem dengan melihat bermacam-macam mode kegagalan sistem.
Kegagalan dan perbaikan merupakan hal yang penting dalam memprediksi prilaku dari suatu sistem pada masa yang akan datang. Dengan melakukan evaluasi tingkat kegagalan dan keberhasilan suatu sistem, maka kita dapat memprediksi tingkat kegagalan atau keberhasilan pada perawatan yang akan datang. Dengan demikian maka perlu adanya suatu usaha pemodelan perawatan agar sistem dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
Salah satu sistern layanan permesinan yang dipandang perlu dilakukan analisa yang mendalam terhadap keandalannya adalah sistem layanan pendinginan mesin utama. Tujuan sistem pendingin adalah untuk mempertahankan temperatur operasi mesin yang paling efisien pada setiap kecepatan dalam segala kondisi.
Menurut Maleev( 1986) bahwa f1uida pendingin menyerap sebagian panas yang dihasilkan oleh pembakaran di dalam silinder sebanyak 15-35%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 25% sampai 35% dari hasil pembakaran merambat ke dalam dinding silinder dan harus dibuang. Oleh sebab itu pembuangan panas melalui sistem pendinginan mesin sangat penting. Namun jika terjadi kegagalan pada sistem pendinginan mesin utama ini, maka akan dikhawatirkan bahwa seluruh kinerja di atas kapal akan mengalami kegagalan dan menurunkan tingkat efisiensi dan availability dari kapal tersebut. Ada dua macam sistem pendinginan yaitu :
• Sistem Pendinginan Terbuka
• Sistem Pendinginan Tertutup
Adapun perbedaan sistem pendinginan terbuka dan tertutup ialah:
• Sistem Pendinginan Terbuka
Pada sistem pendinginan terbuka, fluida pendingin masuk kebagian mesin yang akan didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung dibuang ke laut. Fluida yang digunakan pada sistem pendinginan ini dapat berupa air tawar ataupun air laut, Sistem ini kurang menguntungkan dalam hal operasional. Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. Sedangkan apabila menggunakan air laut dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan akan terjadi endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.
Sistem Pendingin Kapal Terbuka |
Keterangan :
1. Saringanlaut (sea chest) 6. Tangki pendingin
2. Katup / valve 7. Thermometer
3. Saringan 8. Mesin induk
4. Pompa 9. Pipa buang
5. Katup pengaman
Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung mempunyai keuntungan yaitu lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari sistem pendinginan langsung ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut.
• Sistem Pendinginan Tertutup
Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media pendingin, yang digunakan adalah air tawar dan air laut. Air tawar dipergunakan untuk mendinginkan bagian-bagian motor, sedangkan air laut digunakan untuk mendinginkan air tawar, setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar bersirkulasi dalam siklus tertutup. Sistem pendinginan ini mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dan dapat mendinginkan bagian-bagian motor secara merata.
Sistem pendinginan air tawar (Fresh Water Cooling System) rnelayani komponen-kornponen dari mesin induk ataupun mesin bantu meliputi: main engine jacket, main engine piston, main engine injektor. Air tawar pendingin mesin yang keluar dari mesin disirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air tawar yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea chest ke alat heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya pada sistem ini antara lain pengukur tekanan pada section dan discharge line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge glass masing-masing pada expansion tank dan drain tank. Pengatur suhu umumnya dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan katup tree way valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang diijinkan.
Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi kapal. Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini dipasang setinggi atau lebih dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blowout pipe untuk membersihkan sea chest.
Keterangan:
A. Bak persediaanair tawar
B. Bejana pendingin
C. Pompa untuk air tawar
D. Pompa untuk air laut
E. Saringan-saringan
F. Saluran buang air untuk laut
G. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang rendah
H. Saluran pemasuk untukpermukaan air yang tinggi / keruh
Sistem Pendingin Kapal Tertutup |
Keandalan adalah probabilitas dari suatu item untuk dapat melaksanakan sebuah fungsi yang telah ditetapkan, pada kondisi pengoperasian dan Iingkungan tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan(O'Connor, 1991). Keandalan pada keseluruhan sistem di kapal akan mempengaruhi availability dari kapal. Untuk itu diperlukan langkah unruk mempertahankan. keandalan dari sistem di kapal terutama untuk sistem-sistern yang kritis yang dapat mengakibatkan kegagalan operasi secara tiba-tiba apabila terjadi kerusakan pada komponen sistem tersebut, Keandalan merupakan besarnya kemungkinan keadaan sistem pendingin dalam keadaan tidak rusak. Sehingga secara ideal sistem pendingin yang dirancang dengan faktor keamanan 100% yaitu dengan kondisi material dan kondisi Iingkungan yang ideal mempunyai harga keandalan:
R=IatauR=100%
Dengan adanya kernungkinan kerusakan (failure) maka keandalan (reliability) dari sistem pendingin atau komponen akan berkurang yaitu:
R=1-F
Failure Modes, Effect. and Criticality Analysis (FMECA) merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengevaluasi desain sistem dengan mempertimbangkan bermacam-macam mode kegagalan dari sistem yang terdiri dari komponen-komponen dan menganalisa pengaruh-pengaruhnya terhadap keandalan sistem tersebut. Dengan penelusuran pengaruh-pengaruh kegagalan komponen sesuai dengan level sistem, item-item khusus yang kritis dapat dinilai dan tindakan-tindakan perbaikan diperlukan untuk memperbaiki desain dan mengeliminasi atau mereduksi probabilitas dari mode-mode kegagalan yang kritis. Teknik analisa ini lebih menekankan pad a hardware-oriented approach atau bottom-up. Dikatakan demikian karena anaJisa yang dilakukan, dimulai dari peralatan yang mempunyai level terendah dan meneruskannya ke sistem yang merupakan tingkat yang lebih tinggi.
0 Comments