KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam juga tak lupa kami sampaikan kepada kehariaan Nabi Muhammad SAW yang mana telah begitu besar jasanya membawa umat manusia dari zama kebodohan menuju ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Oseanografi Perikanan yang telah memberikan pemahaman ilmu yang begitu besar kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini. Serta kepada pihak-pihak lain yang turut memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini memaparkan pandangan penulis mengenai analisis pembentukan wilayah konservasi kawasan perairan daerah (KKPD) di Pulau Keuh, Kabupaten Aceh Jaya yang didasarkan pada data-data terkait dari berbagai sumber yang dapat dibuktikan keabsahannya. Sangat disadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk hasil yang lebih baik lagi kedepannya.
Darussalam, 01 Desember 2017
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi yang sangat besar terutama pada bidang yang berkaitan dengan Kelautan dan Perikanan. Melalui Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) pemerintah mendata dan melihat potensi yang dimiliki dari setiap pulau – pulau yang ada di wilayah Indonesia sebagai acuan dasar dalam pengembangan yang berkelanjutan.
Provinsi Aceh yang terletak di ujung barat wilayah Indonesia dan juga merupakan daerah yang terletak di ujung utara pulau sumatera, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang menjanjikan karena memiliki wiliyah pesisir yang cukup luas dibandingkan dengan daerah – daerah lainnya yang berada di pulau sumatera. Lebih spesifik, pada bagian barat provinsi aceh sangat banyak terdapat pulau – pulau kecil dengan potensi yang menjanjikan.
Kabupaten Aceh jaya merupakan satu dari sekian kabupaten di wilayah barat Provinsi Aceh yang memiliki banyak pulau – pulau kecil. Pulau Keuh, merupakan salah satu dari pulau – pulau kecil yang berada di Kabupaten Aceh Jaya dengan tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Dengan kekayaan tersebut, tentunya perlu diberlakukan sebuah regulasi yang bertujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan status wilayah konservasi pada daerah tersebut. Hingga saat ini, konservasi merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam hal menjaga kelestarian ekosistem, namun demikian dalam prosesnya tentu saja diperlukan perhatian khusus untuk menjamin keberhasilan dari regulasi tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji potensi – potensi yang terdapat di wilayah Pulau Keuh sebagai dasar untuk pencanangan Kawasan Konservasi Perairan baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Lokasi
Gambar 1 Peta Rencana Wilayah Konservasi Pulau Keuh
Pulau Keuh secara geografis terletak di 95° 26' 52,794" BT - 4° 46' 22,889" LU. . Pulau ini memiliki luas ±30 hektar dan termasuk kedalam kategori pulau kecil. Akses ke pulau ini juga tidak terlalu sulit karena kondisi perairan yang cukup teduh dan jaraknya yang juga tidak terlalu jauh dari kota calang. Pulau ini tidak dihuni oleh penduduk tetap, namun dalam kegiatan sehari – hari masyarakat pesisir khususnya yang bermatapencaharian sebagai nelayan sering menggunakan pulau ini sebagai tempat untuk beristirahat. Selain itu, pulau ini juga dijadikan sebagai objek wisata yang cukup menarik minat wisatawan baik local maupun interlokal. Kontur dasar perairan pulau keuh secara umum dapat dikategorikan landai. Tetapi, perlu diwaspadai pada bagian barat daya dari pulau ini karena tersusun dari struktur batuan yang cukup terjal dan dapat membahayakan jika melakukan aktivitas di sekitarnya.
Pulau ini juga kerap dijadikan sebagai lokasi beberapa kegiatan berbasis wisata seperti dijadikan sebagai tempat berkemah dan bahkan pada bulan September 2017 lalu di pulau ini diadakan lomba memancing. Pada gambar 1 dapat dilihat dimana rencana zonasi wilayah konservasi terbagi kedalam 4 kawasan yaitu zona inti, zona penyangga, zona pemanfaatan dan yang terakhir merupakan wilayah laut yang dapat digunakan secara bebas. Pemilihan lokasi zona inti pada yang terdapat pada bagian timur laut dan barat daya Pulau Keuh ini didasarkan pada data ekosistem terumbu karang dan ikan karang yang didapat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Jaya (2017) dimana akan dibahas secara lebih spesifik pada poin berikutnya.
2.2 Potensi Sumberdaya Daya Alam
A. Terumbu Karang
Grafik diatas menunjukkan kondisi tutupan substrat dari beberapa pulau yang terdapat di kabupaten Aceh Jaya. Berdasarkan grafik Pulau Keuh (1) dan (2) memiliki tutupan terumbu karang yang sangat tinggi dimana nilainya secara berturut mencapai 76,88% dan 60%. Kondisi tutupan karang tersebut kedalam kategori sangat baik dan baik (English et al., 1994). Sebagai data pembanding, di Indonesia sendiri hanya terdapat sekitar 6,39% terumbu karang yang tergolong dalam kategori sangat baik (Giyanto et al., 2017). Dari nilai tersebut, setidaknya terdidentifikasi 13 genus karang yaitu : Acanthastrea, Acropora, Echinopora, Favia, Favites, Fungia, Galaxea, Goniastrea, Goniopora, Montipora, Platygira, Pocillopora, dan Porites. Dari ke-13 genus tersebut, genus yang paling mendominasi tutupan dasar substar adalah terumbu karang dari genus Galaxea pada bagian Pulau Keuh (1) yang berada di barat daya dan terumbu karang dari genus Echinopora pada Pulau Keuh (2) yang berada di bagian timur laut.
Variasi dari komposisi genus karang yang terdapat di perairan Pulau Keuh tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor pembatas seperti suhu, salinitas, kontur dasar perairan, sirkulasi arus dan berbagai aspek lainnya. Nilai lainnya yang diketahui dari kondisi tutupan terumbu karang di Pulau Keuh adalah indeks keanekaragaman,keseragaman dan dominansi. Nilai keanekaragaman yang terdapat di Pulau Keuh (1) yaitu 2,52 dan tergolong dalam kategori rendah, namun demikian, tingkat keseragaman di pulau ini masih tergolong dalam kategori stabil dengan nilai 2,34 dan tingkat dominansi yang juga tergolong rendah dengan nilai 0,24. Sementara itu, Nilai keanekaragaman yang terdapat di Pulau Keuh (2) tergolong kedalam kategori sedang dengan perolehan nilai sebanyak 1,37. Tingkat keseragaman di daerah ini juga masih tergolong kedalam kategori stabil dengan nilai sebesar 1,62 dan diikuti dengan nilai dominansi 0,57 yang termasuk ke dalam kategori sedang.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa kondisi terumbu karang di Pulau Keuh masih sangat terjaga dan oleh sebab itu sangat perlu untuk dicanangkannya sebuah regulasi berupa pembuatan daerah konservasi untuk tetap menjaga kelestarian wilayah ini, mengingat bahwa daerah ini mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan dan bahkan diagendakan sebagai lokasi event-event yang berkaitan langsung dengan ekosistem terumbu karang.
B. Ikan karang
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara kondisi tutupan terumbu karang dan kelimpahan ikan karang dimana semakin tinggi tutupan karang disuatu perairan maka semakin kelimpahan ikan di daerah tersebut akan semakin tinggi juga. Komposisi Ikan karang berdasarkan kategori famili yang terdapat di wilayah perairan pulau keuh terdiri dari 14 famili yaitu : Acanthuridae, Balistidae, Chaetodonidae, Haemulidae, Holocentridae, Labridae, Lutjanidae, Nemipteridae, Pomacanthidae, Pomacentridae, Scaridae, Serranidae, Tetraodontidae dan Zanclidae. Ikan dari famili pomacentridae merupakan ikan yang paling banyak ditemukan dengan nilai 7382 ind/ha dan ikan dengan jumlah yang paling sedikit ditemukan berasa dari family Tetraodontidae dengan nilai 100 ind/ha.
Banyaknya famili ikan Pomacentridae ini diperairan dikarenakan ikan ini sering bergerombol dalam jumlah yang besar karena ikan ini sangat tergantung sama terumbu karang sebagai tempat tinggal, mencari makan bahkan untuk melindungi diri dari ikan predator. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah famili dan spesies ikan karang yang ditemukan cukup bervariasi. Hal ini disebabkan karena adanya variasi jenis pada karang dan substrat sehingga diyakini berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang seperti yang dikatakan oleh Rudi dan Muchsin (2010) bahwa salah satu penyebab tingginya kelimpahan dan keanekaragaman spesies di terumbu karang diperkirakan berhubungan dengan kondisi terumbu karangnya yang baik dan adanya upaya pengelolaan serta perlindungan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Beberapa studi mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran ikan (struktur komunitas dan kelimpahan ikan) di suatu komunitas terumbu karang, antara lain : tinggi rendahnya persentase tutupan karang hidup (Bell dan Galzin, 1984) ; zone habitat (inner flat, outer reef flat, cerst, reef base, sand flat) (Green, 1996), dan fisik seperti arus, kecerahan dan suhu (Tamimi dan bengen, 1993).
Tinggi rendahnya nilai kelimpahan ikan karang yang ditemukan ini menggambarkan ketersediaan terumbu karang yang bervariasi pula dimana setiap stasiun pengamatan memiliki jenis karang yang berbeda. Tidak hanya dari jenis karangnya saja namun juga dari ketersediaan terumbu karang dimana pada berapa stasiun pengamatan terdapat terumbu karang mati, terumbu karang yang ditutupi algae dan patahan karang, dari hal ini bisa simpulkan bahwa di daerah ini sudah lama terjadinya penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan aksi pelemparan jangkar yang sembarangan sehingga hal ini berpengaruh terhadap nilai kelimpahan ikan.
C. Potensi Lainnya
Potensi lainnya yang terdapat di kawasan sekitar perairan Pulau Keuh adalah ekosistem lamun. Tetapi, hamparan padang lamun yang terdapat di wilayah ini masih sangat sedikit. Pada survey yang sebelumnya sudah dilakukan, tidak dilakukan pengamatan yang mendalam pada ekosistem ini sehingga diperlukan kajian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki dari ekosistem lamun yang ada.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan potensi – potensi yang telah dipaparkan pada bagian pembahasan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi tutupan terumbu karang di Pulau Keuh merupakan yang tertinggi dibandingkan beberapa pulau lainnya yang terdapat di kawasan Aceh jaya dengan nilai sebesar 76,88% dan 60%. 2. Nilai kelimpahan ikan yang ditemukan pada pulau keuh merupakan nilai tertinggi yang mencapai 2205 ind/ha.
3.2 Saran
Diharapkan adanya penelitian lanjutan pada wilayah perairan Pulau Keuh untuk mendapatkan data tambahan sehingga dapat dilihat tingkat perbandingan yang akurat pada setiap tahunnya. Data ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dasar dalam hal penetapan kebijakan pengelolaan dan pembentukan kawasan perlindungan laut yang berbasis masyarakat sehingga ekosistem terumbu karang khususnya di wilayah ini dapat terjaga secara arif, adil dan berkelanjutan. Selain itu, pengambilan data oseanografi juga perlu dilakukan sebagai data tambahan untuk membandingkan kondisi pada beberapa lokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D.G. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan dan Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir teluk Balikpapan. Pesisir dan Lautan. Indonesian Journal of Coastal and Marine Resources. 4(3) : 1-68.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Jaya. 2017. Survei Potensi Dan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Di Perairan Kabupaten Aceh Jaya. Aceh Jaya.
English, S., C. Wilkinson, V. Baker. 1994. Survey manual for tropical marine resources. Townsville : Australian Institute of Marine Science.
Giyanto, M.Abrar, T. A. Hadi, A. Budiyanto, M. Hafizt, A. Salatalohy, M. Y. Iswari. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta
Rudi, E., I. Muchsin. 2011. Ikan Karang Perairan Aceh dan Sekitarnya. Lubuk Agung, Bandung.
0 Comments