Laporan Praktikum Biologi Perairan Mengenai Biodiversitas

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT tuhan semesta alam. Berkat rahmat dan karunianya sehingga laporan ini dapat selesai  dengan tepat waktu. Serta shalawat dan salam kepada baginda rasulullah SAW yang telah membawa manusia ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. 
Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Biologi Perikanan Serta kepada asisten laboratorium biologi laut yang turut memberikan kontribusi besar dalam penyelesaian laporan ini. Serta kepada pihak-pihak lain yang turut memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini. 
Laporan ini membahas tentang “Hubungan Panjang Berat” dari sampel ikan biji nangka. Dalam laporan praktikum ini memuat metode serta hasil percobaan dan analisa terhadap data yang diperoleh dari praktikum.
Sangat disadari bahwa dalam penyusunan bundel ini tentunya masih banyak sekali kekurangan didalamnya. Oleh karena itu saran serta kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan.
   Darussalam, 26 Maret 2016

       Praktikan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah vertebrata akuatik yang memiliki insang sebagai organ pernapasan utama, memiliki sirip untuk bergerak, bersifat poikilotermal dimana suhu tubuhnya dapat menyesuaikan dengan suhu air dimana ikan tersebut hidup. Layli (2006) mengatakan bahwa ikan sebagai salah satu organisme yang menjadi kajian ekologi, sehingga harus dijaga kelestariannya. Sebagai langkah awal diperlukan kegiatan identifikasi terhadap organisme tersebut. Identifikasi adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu individu melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Selain itu untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi.
Estuaria adalah ekosistem perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut dan masih mendapat pengaruh air tawar dari sungai sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria merupakan suatu habitat yang bersifat unik karena merupakan tempat pertemuan antara perairan laut dan perairan darat. Ekosistem estuaria mempunyai kondisi perairan dengan rasa payau. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang khas dan menjadikan estuaria mempunyai peranan penting dalam kelangsungan ekosistem.
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan biodiversitas yang berlokasi di sungai krueng cut dibawah jembatan lamnyong, Banda Aceh
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan analisis beberapa indeks biologi untuk menilai keragamanan spesies ikan.


BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman biologi sering disebut sebagai biological diversity  atau biodiversitas. Biodiversitas adalah variasi dari suatu eksistem, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup. Biodiversitas pada dasrnya menyangkut biodiversitas pada perentase ekosistem spesies, dan variasi intraspesifik (Sugandy,1995).
 Biodiversitas memiiki nilai manfaat baik secara ekonomis, sosial, budaya dan estektika. Biodiversitas akuatik adalah jumlah dan kelimpahan organisme yang hidupnya berada pada ekosistem akuatik. Jumlah dan kelimpahan dari suatu organisme akan meningkat seiring dengan kekomplekan variabel habitat (Bunn & Arthington 2009).
Tekanan utaman yang mempengaruhi biodiversitas adalah perubahan pada penggunaan lahan (biasanya akibat peningkatan populasi manusia), eksploitasi sumberdaya alam (khusunya perikanan, pertanian, dan kehutanan), perubahan iklim global, dan polusi industri. Pada saat bersamaan, bioteknologi pengenalan organisme baru juga akan mengancam keberadaan organisme dan habitat tertentu. Namun ternayata juga mampu memberikan hal positif bagi biodiversitas. Misalnya dengan adanya aktivitas pertanian maka akan mampu mengembangkan habitat sehingga akan meningkatkan variasi spesies tertentu (OLCD, 2005).
Ikan adalah vertebrata akuatik yang memiliki insang sebagai organ pernapasan utama, memiliki sirip untuk bergerak, bersifat poikilotermal dimana suhu tubuhnya dapat menyesuaikan dengan suhu air dimana ikan tersebut hidup. ikan sebagai salah satu organisme yang menjadi kajian ekologi, sehingga harus dijaga kelestariannya (Saanin,1968)
Beberapa faktor yang dapat menjadi ancaman terhadap biodiversitas ikan dan menimbulkan kepunahan telah banyak dibahas oleh para pakar. Secara umum dapat disarikan bahwa faktor ancaman tersebut ialah: tangkap lebih ikan, introduksi spesies baru, pencemaran, habitat yang hilang dan berubah, dan perubahan iklim (akibat pemanasan global). (Helfman,1997)


BAB III 
METODOLOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
  Praktikum biologi  perikanan “Biodiversitas” dilaksanakan, pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 09.00 – 13.00 WIB, di Sungai Lamnyong dan identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

Peta Lokasi Pengamatan

3.2 Alat dan Bahan
Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Jaring                        1unit
2 Kantong  plastik        Secukupnya
4 Tisu pembersih        Secukupnya
5 Sepatu tiram                1 pasang

3.3  Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Dibagi mahasiswa dalam beberapa kelompok.
b) Dilakukan sampling langsung di perairan dengan menggunakan alat tangkap yang sesuai pada perairan yang berkenaan,dengan prinsip dapat menangkap ikan seefektif mungkin.
c) Dimasukkan ikan kedalam plastik yang sudah dipisah-pisahkan menurut jenis ikan (nama lokal atau nama ilmiah jika sudah diketahui), dihitung setiap jenisnya.
d) Diawetkan ikan dalam formalin 10%, diberi label nama lokasi.
e) Diolah dan dianalisis data yang diperoleh.

3.4 Analisa Data
Distribusi Ikan
Distribusi local (%) = Li/Lt x 100%
Keterangan:
Li = jumlahlokasi sampling dimana ikanke- i di tangkap
Lt = jumlahlokasi sampling seluruhnya

Indeks diversitas (H’)
H’=∑(Pi x Log(Pi)
Pi= Ni/N
Keterangan:
H’ = diversitas
Ni = individuspesieske-i
N = jumlah total untuksemuaspesies yang tertangkap


Iindeks kekayaan jenis (d)
d = (S-1) Log N
Keterangan:
d = kekayaan jenis
S = total jumlah spesies
N = jumlah individu untuk semua spesies

indeks kemerataan (J’)
J’= H’/Log S
Keterangan:
J’ = kekayaanjenis
H’ = diversitas
S = total jumlahspesies 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan

           Tabel 4.1.1 Hasil Tangkapan
No Nama spesies                   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 Terapon jarbua           - - 1 - - - - - - -    1
2 Secutor interuptus        - - - - - 1 - - - -    1
3 Leiognathus dussumieri   1 - - - - - 1 - 1 -    3
4 Valamugil cunnesius   - 1 - - - - - - - -    1
5 Periophthalmus kalolo   - - - 1 1 - - - - -    2
6. Valamugil buchanani   - - - - - - - 1 - -    1
7. Periophthalmus barbarus  - - - - - - - - - 1    1
Total                                                                                                                   10

Tabel 4.1.2 Analisis Data
Nama Spesies                   Distribusi (%) Diversitas Indeks Kekayaan Indeks kemerataan
Terapon jarbua                 0,1                      -0,1                               
Secutor interuptus                 0,1                      -0,1
Leiognathus dussumieri         0,3                      -0,15
Valamugil cunnesius         0,1                      -0,1              6                              0,93
Periophthalmus kalolo         0,2                      -0,14
Valamugil buchanani         0,1                      -0,1
Periophthalmus barbarus         0,1                      -0,1

4.2 Pembahasan
Pada praktikum biodiversitas ini dilakukan percobaannya di krung cut dengan cara menjaring ikan. Krung cut merupakan perairan estuari, dimana perairan estuari adalah  ekosistem perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut dan masih mendapat pengaruh air tawar dari sungai sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. 
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat 7 jenis spesies ikan, yaitu masing-masing : Terapon jarbua, Secutor interuptus, Leiognathus dussumieri, Valamugil cunnesius Periophthalmus kalolo, Valamugil buchanani, Periophthalmus barbarus. Ketujuh spesies ikan tersebut ditemukan pada titik yang berbeda-beda namun tidak ada perbedaan khusus dari kondisi perairan tempat masing-masing ikan tersebut terjaring.
Berdasarkan pada sampel ikan yang didapat pada perairan ini, indeks diversitasnya adalah -0,79. Nilai ini tergolong rendah sesuai pada literatur Odum (1997) yang mengatakan bahwa nilai indeks biodiversitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu : rendah (H<2). Sedang (2<H<4) dan tinggi (H>4).
Selain itu, bedasarkan pada hasil analisa data yang telah diolah, diketahui bahwa nilai indeks kemerataan yang ada pada daerah ini tidaklah seimbang. Hal ini dkaerakan nilai dari indeks kemerataannya adalah -0,93.
Rendahanya hasil yang didapat diasumsikan adalah akibat dari adanya perubahan yang terjadi pada lingkungan alami lokasi pengambilan sampel ini. Pada lokasi pengambilan sampel ikan, sedang berlangsung proses konstruksi jembatan dimana terjadi penimbunan disekitar lokasi penyampelan dengan tanah dan batuan sebagai pondasi dari jembatan. Hal ini sesuai dengan OLCD (2005) yang mengatakan bahwa “Tekanan utaman yang mempengaruhi biodiversitas adalah perubahan pada penggunaan lahan (biasanya akibat peningkatan populasi manusia), eksploitasi sumberdaya alam (khusunya perikanan, pertanian, dan kehutanan), perubahan iklim global, dan polusi industri.”



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
a) Distribusi ikan di perairan Lamnyong tidak merata.
b) Indeks diversitas tergolong rendah, yaitu -0,79.
c) Indeks kekayaan jenis tergolong sedang, yaitu 6.
d) Indeks kemerataan tergolong rendah karena mendekati 0. Yaitu -0,93.
e) Faktor yang mempengaruhi indeks-indeks tersebut adalah lingkungan perirainnya.
f) Lingkungan perairan Lamnyong tergolong perairan yang tercemar.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini agar kedepannya alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum telah disiapkan oleh pilah Laboratorium untuk kelancaran dan efisiensi waktu saat praktikum. Selain itu agar jadwal yang telah disepakati, disesuaikan dengan yang telah dijanjikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bunn SE & arthingthon AH. 2009. Basic Principles and Ecologicals Consequences of Altered Flow Regimes for Aquatic Biodiversity. Environmental Management. (30) : 492-507.
Helfman, G.S.; B.B. Collette; D.E. Facey. 1997. The diversity of fishes. Blackwell Science, Massachusetts. 528 p.
OLCD. 2005. Preserving Biodiversitiy and Biosafety. Washington DC.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan kuntji identifikasi ikan, djilid 1 dan 2. Penerbit Bina Tjipta, Bandung. 520 p.
Sugandy A. 1995. Paperon The Implementation of Biodiversity Management in Indonesia. Jakarta. Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Klasifikasi Ikan

Terapon jarbua
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Terapontidae
Genus : Terapon
Spesies : Terapon jarbua

Secutor interuptus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Leiognathidae
Genus : Secutor
Spesies : Secutor interuptus

Leiognathus dussumieri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Pisces
Famili : Orangidae
Genus : Leiognathus
Spesies : Leiognathus dussumieri



Valamugil cunnesius
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Mugiliformes
Famili : Mugilidae
Genus : Valamugil
Spesies : Valamugil cunnesius

Periophthalmus kalolo
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Gobiidae
Genus : Periophthalmus
Spesies : Periophthalmus kalolo

Valamugil buchanani
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Mugiliformes
Famili : Mugilidae
Genus : Valamugil
Spesies : Valamugil buchanani


Periophthalmus barbarus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Gobiidae
Genus : Periophthalmus
Spesies : Periophthalmus barbarus 




Lampiran 2 Analisa Data
Distribusi Ikan
Terapon jarbua = 1/10 x 100% = 0,1
Secutor interuptus = 1/10 x 100% = 0,1
Leiognathus dussumieri = 3/10 x 100% = 0,3
Valamugil cunnesius = 1/10 x 100% = 0,1
Valamugil cunnesius = 2/10 x 100% = 0,2
Valamugil buchanani = 1/10 x 100% = 0,1
Periophthalmus barbarus = 1/10 x 100% = 0,1


Indeks Diversitas
H’ = σ((0,1 x log⁡〖0,1)+ 〗 (0,1 x log⁡〖0,1)+ 〗 (0,3 x log⁡〖0,3)+ 〗 (0,1 x log⁡〖0,1)+ 〗 (0,2 x log⁡〖0,2)+ 〗 (0,1 x log⁡〖0,1)+ 〗 (0,1 x log⁡〖0,1)= -0,79〗

Indeks Kekayaan Jenis
D = (S-1) / Log N
    = (7-1) / Log 10
    = 6 / 1
    = 6

Indeks Kemerataan
J’ = H’ / Log (S)
    = -0,79 / Log (7)
    = -0,93

Post a Comment

1 Comments

  1. Welcome Bonus at JCM Casino & Resort - Missouri
    JCM Casino & Resort 사천 출장샵 boasts more than 800 slot machines including 오산 출장샵 video slots, table games, keno, and 태백 출장샵 video poker. Book your 문경 출장안마 room today 포항 출장마사지 to receive

    ReplyDelete