Laporan Praktikum Biologi Resproduksi Ikan Mas

Halo sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan referensi untuk Laporan Praktikum Biologi Resproduksi Ikan Mas. Ingat ya ini sebagai referensi bukan sebagai bahan untuk di copy-paste sepenuhnya. Berusahalah membuat laporan sebaik mungkin dengan usaha dan pengetahuan kalian sendiri atau berimproviasasi dari laporan yang kami sediakan ini juga tidak masalah selama kalian tidak menelannya bulat-bulat ya hehehe... Baiklah langsung saja berikut ini isi dari Laporan Praktikum Biologi Resproduksi Ikan Mas. Semoga membantu :)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
       Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam, termasuk sektor perikanan. Ikan merupakan bahan pangan yang berprotein tinggi, mudah dicerna oleh tubuh dan harganya terjangkau. Ikan mas dan patin termasuk jenis-jenis ikan ekonomis yang dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
Ikan mas merupakan jenis ikan bernilai ekonomis penting, karena sudah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dan telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pada daerah tertentu, seperti Jawa  Barat,  Sumatera  Barat,  Sulawesi  Utara,  dan  Sulawesi  Tengah.
       Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad  ikan betina di namakan  ovari dan gonad  ikan  jantan di namakan testis. Ovari dan testis ikan biasanya terdapat pada individu yang terpisah, kecuai pada beberapa ikan yang di temukan ganad jantan dan betina di temukan dalam satu individu (ovotestes
       Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara, yang pertama cara dimorpisme, yang dilakukan dengan membedakan morfologinya. Sedangkan yang kedua adalah dengan cara pembedahan. Dari penelitian secara dimorpisme, akan diketahui perbedaan antara jantan dengan betina. Sedangkan hasil pengamatan dengan cara pembedahan, dapat dihasilkan tingkat kematangan gonad yang lebih rinci.

1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan  dari  praktikum ini adalah untuk memahami dan mampu melakukan evaluasi dan perhitungan beberapa aspek biologi reproduksi ikan.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah :
a. Mengetahui tingkat kematangan gonad ikan mas.
b. Mengetahui perbedaan tingkat kematangan gonad.
c. Mengetahui cara menghitung jumlah telur dalam gonad.
d. Mengetahui perbedaan betina dengan jantan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       Ikan mas adalah salah satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini telah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Ikan Mas  berasal  dari  daratan  Cina.  Ikan  mas pada  umumnya  (Common  carp) (Cyprinus carpio L. 1758) sudah mulai dibudidayakan dari beberapa ratus tahun yang lalu. Untuk waktu yang cukup lama reproduksi tidak dapat terkontrol dan berkembang biak secara spontan di kolam ataupun sungai (Billard, 1995). 
       Tingkat kematangan gonad dapat dipergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad, proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies. Sejalan dengan pertumbuhan gonad, maka gonad akan semakin bertambah besar dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Indeks kematangan gonad semakin meningkat dengan meningkatnya pematangan gonad (Barus, 2006). 
       Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada akhir tingkat kematangan yang terdapat dalam ovarium sebelum berlangsung pemijahan. Fekunditas menunjukkan kemampuan induk ikan untuk menghasilkan anak dalam satu kali pemijahan (Effendie,1979).
Tingkat perkembangan gonad adalah tahap perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan berpijah. Fase reproduksi ikan ditandai dengan adanya perubahan dan perkembangan organ reproduksi ikan. Perubahan morfologi organ reproduksi ikan mudah dikenali, oleh karena itu dapat digunakan sebagai indikator tingkat kematangan kelamin yang dikenal dengan istilah tingkat perkembangan gonad. Komposisi tingkat perkembangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara ikan yang belum atau sudah matang gonad, sebelum mijah atau sudah mijah dan waktu memijah (Effendie, 1979 ).
       Seksualitas ikan perlu diketahui karena dapat digunakan untuk membedakan antara ikan jantan dengan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang dapat menghasilkan spermatozoa, sedangkan ikan betina adalah ikan yang dapat menghasilkan sel telur atau ovum. Ikan jantan dapat dibedakan dari ikan betina dengan melihat ciri-ciri seksual primer dan sekunder. Ciri seksual primer adalah organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seksual sekunder adalah dengan melihat warna tubuh (sexual dichromastism), morfologi dan bentuk tubuh (sexual dimorphism) yang digunakan untuk membedakan jenis kelamin pada ikan (Ayadi, 2011).
Proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat diimbangi dengan semakin bertambahnya ukuran ikan. Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dibagi atas dua tahap perkembangan utama, yaitu tahap pertumbuhan gonad hingga ikan mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual (gamet) (Sukendi, 2008).
       Tanda utama yang dilakukan untuk membedakan kematangan gonad adalah  berdasarkan berat gonad. Secara alamiah hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan keseluruhannya atau tanpa berat gonad. Perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh (Nikolsky, 1969). 
Penampakan ciri seksual yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan terdiri dari seksual primer dan seksual sekunder. Pada pengamatan ciri seksual primer pada individu ikan dilakukan melalui beberapa cara yaitu membedah tubuh ikan bagian abdominal individu ikan tersebut, amati gonad yang dimiliki apakah berbentuk testes atau ovary, mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara menstriping induk yang sudah matang gonad dilakukan dengan cara memberi tekanan lembut dan halus pada bagian abdominal dan diurut dari arah dada kelubang genital dan mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan bantuan cateter canula (Effendie, 1979).


BAB III
METODOLOGI  KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dilaksanakannya praktikum ini adalah pada pukul 16:30 dan 18:00 WIB pada tanggal 22 April 2016 yang bertempat di Laboratorium Biologi Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
Tabel 3.2. Alat dan Bahan
No. Nama Alat dan Bahan           Jumlah
1. Alat Bedah                                1 Paket
2. Jangka Sorong                          1 unit
3. Nampan                                    2 unit
4. Tisue                                         1 Gulung
5. ATK                                          1 Paket
6. Timbangan                               1 Unit
7. Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2 Ekor
8. Lembar Data Sheet                   1 Lembar
3.3  Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Indek Kematangan Gonad dan Tingkat Kematangan Gonad
a. Diletakkan ikan sampel dalam nampan, diukur panjang dan beratnya.
b. Dibedah perut ikan secara hati-hati.
c. Dikeluarkan gonadnya.
d. Ditimbang berat gonad menggunakan timbangan digital.
e. Dihitung indeks kematangan gonadnya.
3.3.2 Penentuan Fekunditas
a. Diukur dan ditimbang berat ikan sampel.
b. Dikeluarkan ovary secara hati-hati dan ditimbang beratnya.
c. Dipotong masing-masing gonad menjadi tiga bagian.
d. Diletakkan di cawan petri.
e. Dilarutkan dengan larutan NaCl.
f. Dihitung jumlah telur yang terdapat dalam potongan gonad tersebut menggunakan kaca pembesar.
g. Dihitung nilai fekunditas total dan fekunditas relatifnya.

3.4 Analisa Data
3.4.1  Indek Kematangan Gonad dan Tingkat Kematangan Gonad
IKG = (BG/(BG-BI) x 100)
Keterangan :
IKG : Indeks Kematangan Gonad
BG   : Berat Gonad
BI     : Berat Ikan

3.4.2 Penentuan Fekunditas
 
Fekunditas Total (FT)    = n. (Wt/Ws)
Fekunditas Relatif (FR)  = (n. Wt/Ws) /BW
Keterangan :
n     : jumlah telur rerata pada sub sampel gonad/ovary
Wt  : Berat gonad seluruhnya 
Ws  : Berat rerata sub sampel gonad/ovary
BW : Bobot tubuh ikan tanpa gonad

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Hail pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah 
4.1.1 Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad
Tabel 4.1.1 Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad
No Panjang Total (cm) Berat Ikan (g) Berat Gonad (g)  IKG
1                30                574                22                  3,99
2                33                 608                 37                   6,48
3                30,1                611                 15                   2,5

4.1.2 Penentuan Fekunditas
Tabel 4.1.2 Penentuan Fekunditas

TL    BW Wt     Ws      n            Fekunditas Total Fekunditas Relatif
30,1    596 15         7,5    2838             5676               9,52

4.2 Pembahasan
       Kematangan gonad adalah tahapan tertentu  perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah.  Perkembangan  gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Perkembangan gonad pada ikan menjadi  perhatian  pada  pengamatan  reproduksi ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai. Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan sebesar 5-10%. Pencatatan perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui bilamana ikan akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah.
       Cara mengetahui ikan telah matang gonad adalah dengan dilakukan striping pada bagian abdomennya dan mengeluarkan cairan putih kental. Hasil pengamatan praktikum pada ikan mas (Cyprinus carpio) dapat terlihat bahwa ikan belum mengalami matang gonad dengan ciri-ciri seksual yaitu saat dilakukan striping pada ikan, tidak mengeluarkan cairan putih. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendie (1979), yang menyatakan bahwa penampakan ciri seksual yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan terdiri dari seksual primer dan seksual sekunder. Pada pengamatan ciri seksual primer pada individu ikan dilakukan melalui beberapa cara yaitu membedah tubuh ikan bagian abdominal individu ikan tersebut, amati gonad yang dimiliki apakah berbentuk testes atau ovary, mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara menstriping induk yang sudah matang gonad dilakukan dengan cara memberi tekanan lembut dan halus pada bagian abdominal dan diurut dari arah dada kelubang genital dan mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan bantuan cateter canula.
       Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran, panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testes. Hal ini dapat diketahui dengan pengamatan pada ovary maupun testesnya, yang menunjukkan bahwa testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuk bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang bawah, yang menunjukkan tingkat kematangan gonad adalah sedang berkembang.
       Fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubugannya dengan studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekrutmen. Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
       Perhitungan nilai fekunditas pada pratikum ini dilakukan  dengan menentukan berat ovari keseluruhan kemudian ovari dipotong menjadi tiga bagian (anterior, tengah dan posterior) pada bagian kiri dan kanan ovari kemudian ambil sampel secara zig zag dan ditentukan beratnya kemudian dihitung jumlah telurnya. Nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis individu ikan sangat berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti umur, ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan, sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu berada serta  faktor fisiologi tubuh dari setiap individu ikan itu sangat mempengaruhi nilai fekunditas dan diameter telur ikan. Ukuran diameter telur juga dapat berpengaruh terhadap nilai fekunditas dari setiap jenis individu ikan dimana semakin besar diameter telur maka semakin kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil ukuran diameter telur maka semakin besar nilai fekunditasnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai fekunditas berbanding terbalik terhadap diameter telur. Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu memijah. Nilai fekunditas total yang di dapat dari praktikum ini, adalah 5676, dengan jumlah sub sampel telur yang didapat dengan cara dihitung manual adalah 2838, sedangkan nilai fekunditas relatifnya adalah 9,52. 


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah
a. Ikan mas (Cyprinus carpio) memiliki nilai IKG masing-masing sebesar 3,9, 6,4, 2,5
b. Dengan mengetahui IKG dan TKG kita dapat mudah mengetahui kapan saat yang tepat untuk ikan memijah.
c. Proses reproduksi ikan mas berpengaruh pada fekunditas, IKG, TKG dan juga pada diameter telur serta rasio kelamin
d. Nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis individu ikan sangat berbeda.
e. Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara, yaitu dimorpisme dan pembedahan.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini ialah agar bahan untuk praktikum seperti sampel ikan dapat disediakan oleh pihak laboratorium. Mengenai proses pengukuran berat ikan, diharapkan agar jumlah timbangan dapat diperbanyak lagi dan diharapkan untuk kedepannya agar disediakan untuk tiap – tiap kelompok guna mendukung kelancaran praktikum dan meningkatkan efisiensi praktikum.  

DAFTAR PUSTAKA
Ayadi . 2011. Aspek Biologi Reproduksi Ikan. IPB Press : Bogor.
Barus. 2006. Reproduksi Ikan. UI Press : Jakarta
Effendie . 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara : Yogyakarta
Fujaya. 2004. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT Rineka : Bandung
Nikolsky, G.V . 1969 . The Ecology of Fishes . Academic Press : London


Sukendi . 2008 . Peran Biologi Reproduksi Ikan Dalam Bioteknologi Pembenihan      . Universitas Riau : Riau

Post a Comment

0 Comments