Laporan Praktikum Tanin Mangrove Sebagai Zat Anti Korosi

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum yang berjudul Tanin Mangrove sebagai anti korosi logam yang bertujuan untuk mempelajari efektifitas zat anti korosi dari tanin mangrove pada media air laut. Tanin mangrove didapatkan dari hasil ekstraksi daun mangrove Rhizophora apiculata. Proses ekstraksi menggunakan metode rebusan. Dari ekstrak tersebut diperoleh senyawa tanin. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara pengecatan pada plat logam yang kemudian diletakkan pada media air laut. Hasil yang didapat adalah pada plat yang dilapisi ekstrak tanin terjadi proses korosi/karatan.

Kata kunci : Ekstrak tanin, Rhizophora apiculata, korosi, plat seng

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumberdaya alamnya. Salah satunya adalah sumberdaya alam dipesisir seperti mangrove. Mangrove merupakan tumbuhan yang tumbuh dipesisir (daerah pasang surut) yang selalu menerima pasukan dari air tawar. Mangrove merupakan tanaman yang banyak meiliki manfaat. Selain sebagai pewarna tekstil, ekstrak mangrove juga bisa digunakan sebagai bahan antikarat.
Korosi (pengkaratan) merupakan suatu peristiwa yang terjadi akibat logam yang bereaksi dengan udara dan asam/basa. Korosi menyebabkan banyak kerugian. Cara agar suatu benda tidak cepat korosi adalah dengan melakukan pengecatan pada logam tersebut.
Akan tetapi penggunaaan cat pada logam seperti kapal yang ada diperairan dinilai sebagai bahaya. Hal ini disebabkan adanya kandungan logam berat seperti Pb dalam cat ini. Oleh karena itu, digunakanlah ekstrak tannin. Ekstrak tanin didapatkan dengan cara mengekstraksi (rebusan) daun dengan air, sehingga didapatkan ekstrak yang mengental. Dari ekstrak inilah didapatkan ekstrak tannin yang kemudian dcat pada logam kapal supaya tidak cepat berkarat.
1.2 Tujuan Praktikum 
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat efektifitas penggunaan ekstrak tannin pada logam terhadap korosi.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah :
Mengetahui cara mengekstraksi tanin
Mengetahui manfaat tanin
Mengetahui efektifitas tanin
Mengetahui cara korosinya logam


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanin mangrove merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai indikator korosi pada media air laut. Tanin mangrove adalah penghambat karat yang berasal dari alam. Korosi terjadi karena logam yang bereaksi dengan lingkungan (Rahim, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi dibagi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu bahan itu sendiri yang menyebabkan terjadinya korosi. Faktor eksternal yaitu dari lingkungan yang meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, zat-zat kimia yang bersifat korosif asam, basa serta garam (Holleman, 2001).
Tanin adalah senyawa organik yang terdiri atas campuran senyawaan kompleks. Tanin dibangun dari elemen C, H dan O. berat molekul dari tanin adalah 2000. Tanin yang terdapat pada kulit kayu dan kayu dapat berfungsi sebagai penghambat kerusakn akibat serangan seranggadan jamur karena memiliki sifat antiseptic (Hathway, 1962).
Tanin merupakan salah satu senyawa organik yang berpotensi sebagai inhibitor korosi. Tanin memiliki fungsi untuk mencegah korosi pada logam karena selain sifatnya yang dapat membentuk kompleks dengan logam juga merupakan sennyawa organik ramah lingkungan. Senyawa tanin dapat membentukkompleks dengan Fe (II) dipermukaan logamdan menyebabkan laju korosi besi mengalami penurunan (Favre, 1993).
Korosi dapat didefinisikan sebagi reaksi kimia atau elektrokimia pada suatu material dengan lingkungannya, sehingga terjadi penguraian dari bahan tersebut. Bahan yang dapat mengalami korosi diantaranya logam, keramik, polimer, dan bahkan gigi. Kebanyakan korosi terjadi karena oksidais pada logam . contoh reaksi yang paling umum terjadi adalah reaksi logam dengan air ataupun udara (Yeng, 2009). 



BAB III
METODELOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dilaksanakannya praktikum ini adalah pada hari senin tanggal 6 November 2016 hingga tanggal 13 November di Pantai Alue Naga, Banda Aceh.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
3.4 Cara Kerja
Dipotong plat logam dengan ukuran 10 x 10 sebanyak 2 unit 
Diamplas hingga karatannya hilang 
Disiapkan ekstrak tanin mangrove 
Salah satu plat menggunakan ekstrak mangrove dan satunya lagi tidak dilapisi ekstrak mangrove
Didiamkan hingga kering 
Dimasukkan ke air laut kedua plat tersebut
Dditunggu hingga satu minggu
Diamati hasilnya



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2 Pembahasan
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang terdapat diantara dartan dan lautan. Hutan mangrove memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai nursery, feeding, dan spawning ground, bagi biota yang berada pada ekosistem tersebut. Selain itu mangrove juga bisa dikatakan sebagai penghasil nilai ekonomi. Nilai ekonomi yang dihasilkan secara langsung yang dapat dilihat adalah bagi para nelayan yang mencari ikan di ekosistem ini. Selain itu akar dari mangrove Rhizopora apiculata biasanya dijadikan sebagai arang dan dapat di jual.
Selain dari manfaat yang telah dipaparkan di atas, ternyata mangrove jeni Rhizopora apiculata yang dikenal dengan red mangrove ini juga memiliki fungsi lan yaitu sebagai pewarna. Warna yang dihasilkan dari mangrove ini adalah merah. Hal ini disebabkan oleh kulit dari batang mangrove Rhizopora apiculata yang berwarna kemerahan, terutama bila basah. Red mangrove akan mengeluarkan warna merah jika di ekstrasi dengan cara di rebus menggunakan air.
Rhizopora apiculata ataupun jenis mangrove lainnya memiliki senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolid sekunder yang didapat dari mangrove adalah tanin. Tanin adalah senyawa organik yang terdiri atas senyawa campuran senyawa komplek tanin dibangun dari elemen C,H dan O yang memiliki berat molekul sebesar 2000 gr/mol (Hathway,1962). Cara memperoleh senyawa tanin yang terdapat dari mangrove jenis ini ataupun yang lain adalah dengan cara ekstraksi. Jenis ekstrasi yang digunakan untuk memperoleh senyawa tanin adalah dengan cara rebusan. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan.
Selain fungsi-fungsi yang dipaparkan ternyata tanin mangrove tidak dapat digunakan sebagai anti korosi. Hali ini sesuai pernyataan dari (Rahim,2002) yang menyatakan bahwa “ tanin mangrove merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai inhibitor pada media air laut”. Tanin mangrove merupakan penghambat proses korosi yang berasal dari alam.
Praktikum ini membahas tentang tanin mangrove yang digunakan sebagai zat anti korosi. Pada praktikum ini di uji efektifitas tanin sebagai anti korosi, yang dilakukan dengan cara membandingkan dua plat logam yang salah satunya dilapisi dengan ekstrak daun mangrove yang berupa tanin dan palat yang satunya lagi tidak menggunakan tanin. Sesudah dilapisi dengan ekstrak tanin pada salah satu plat logam di angin-anginkan sebentar hingga mengering, dan setelah itu dimasukkan di dalam media air laut, setelah dimasukan ke ar laut di diamkan hingga 7 hari (satu minggu). Setelah satu minggu diambil kembali plat logam tersebut, dan di amati perbandingan antara kedua plat logam tersebut.
Setelah diamati, ternyata plat logam yang tidak dilapisi oleh tanin mangrove lebih cepat menggalami karatan atau korosi. Hal ini disebabkan oleh plat logam (Fe(II)) yang bereaksi dengan udara dalam hal ini adalah oksigen (DO). Korosi merupakan proses rusaknya logam akibat akibat adanya proses oksidasi pada plat logam tersebut. Hal ini ssuai dengan pendapat (Yang,2009) yang menyatakan bahwa korosi dapat didefinisikan sebagai reaksi kimia atau elektrokimia pada suatu material dengan lingkungan nya sehingga terjadi penguraian dari material tersebut. Kebanyakan oksidasi terjadi karena oksidasi pada logam. Contoh korosi yang paling umum adalah reaksi logam dengan air ataupun udara.
Sedangkan plat yang satunya lagi yang di lapisi oleh tanin, sama sekali tidak mengalami karatan atau korosi. Hal ini dissebabkan karena ekstrak daun mangrove yang yang di ekstrak dengan sanggat lama, yaitu selama 6 jam untuk 2 liter aquadest, sehingga ekstrak yang dihasilkan sangat kental. Kekentalan sangat berpengaruh pada saat melakukan pelapisan plat logam tersebut. Ekstrak yang dilapisi pada plat logam menyebabkan oksigen, air, maupun udara tidak terkontak langsung dengan plat logamnya. Penggunaan senyawa tanin juga dapat membentuk komplek dengan logam sehingga menyebabkan laju korosi besi mengalami penurunan atau perlambatan ( Favre,1993). 



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Rhizopora apiculata disebut juga red mangrove
2. Tanin didapatkan dari proses ekstraksi
3. Ekstraksi yang paling mudah dilakukan dengan perebusan
4. Bagus tidaknya hasil proses perebusan mempengaruhi hasil korosi
5. Tanin memiliki daya hambat untuk logam

5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah supaya dibuat perbandingan dari media air tawar, laut dan udara. 




DAFTAR PUSTAKA
Favre, 1993. The Influence of Gallic Acid On The Reduction Of Rust On Painted Stell Surface. S Corrotion Science, 34, 1483. 1496.
Hathway, D, E. 1962. The Condensed Tannins. In Wood G extrachves (Hillis WE) Academic Press. New York.
Holleman, AF and Wibery, G. 2001. Inorganic Chemistry. Academic Press. San Diego.
Rahim A and J, Kasim.2008. Recent Diveloment Of Vegetal Tannins In Corrasion Protection Of Irron and Stell. Journal Recent patents on Matrial science 223-231. School Of Chemical Science. University Science Malaysia, 11800. Penang, Malaysia.
Yang, L 2009. Tejniques For Corrsion Monitoring, Woodhead Publishing Limited. Cambridge : England.


Post a Comment

0 Comments