Laporan Praktikum DPI Mengenai Grid Analysis and Display System (GrADS)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang Grid Analysis and Display System ini dengan baik walaupun bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat dan salam tak lupa juga kami sanjung sajikan kepada nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat. 

Kami sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai aplikasi Grid Analysis and Display System (GrIDS). Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan praktikum ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan praktikum yang telah kami buat di masa yang yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan praktikum yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan praktikum yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Banda Aceh, 29 Mei 2016

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Suatu daerah dapat disebut sebagai daerah penangkapan ikan apabila ada interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan ikan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap  ikan. Keadaan suhu, salinitas, arus permukaan, upwelling dan front dapat mempengaruhi kehidupan ikan secara baik secara langsung maupun tidak langsung. Keadaan iklim dan cuaca juga dapat mempengaruhi kelimpahan ikan. Iklim dan musim akan mempengaruhi penyebaran ikan, sedangkan cuaca seperti terjadinya topan dapat mempengaruhi ruaya serta keberadaan ikan pada suatu daerah karena topan dapat menyebabkan terjadinya turbulensi. Ikan biasanya akan menghindari hal demikian karena sedimen laut yang terangkat dapat merusak filament insang ikan-ikan tersebut (Nomura, 1996).

Daerah penangkapan ikan merupakan suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis. Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya. Pengetahuan mengenai daerah penangkapan ikan meliputi kelimpahan, kepadatan stok, sifat fisik lingkungan, pola migrasi dan distribusi jenis-jenis ikan sangat penting, seperti daerah terumbu karang (Nelwan, 2004) .

Di jaman yang semakin canggih seperti ini, penentuan daerah penangkapan tidak perlu lagi harus berkeliling di lautan luas untuk mencarinya. Saat ini sudah banyak peralatan-peralatan yang dapat membantu penentuan lokasi daerah penangkapan, salah satunya adalah dengan remote sensing melalui satelit. Seperti yang dilakukan dalam praktikum ini adalah data pengamatan oleh satelit NOAA yang diolah dalam bentuk aplikasi GrADS (Grid Analysis and Display system) untuk menghasilkan sebuah gambar ataupun bentuk grafis lainnya yang diinginkan. 

Grid Analysis and Display System (GrADS) merupakan software yang tersedia gratis, dan dapat digunakan untuk analisis, manipulasi, dan menampilkannya dalam bentuk grafik seperti grafik garis, grafik batang, grafik kontur, grafik kontur berarsir, vektor angin, ataupun garis alur untuk data sains atmosfer, data-data berbentuk grid dan data-daata dari stasiun pengamatan.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pola sebaran suhu permukaan laut dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan kemudian diolah menggunakan aplikasi GrADS.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja sekedar suatu teknik. Dalam perkembangannya ternyata inderaja seringkali berfungsi sebagai suatu ilmu seperti yang dikemukakan oleh Everett Dan Simonett (1976): Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.

Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985). Dari beberapa batasan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan upaya memperoleh informasi tentang objek dengan menggunakan alat yang disebut “sensor” (alat peraba), tanpa kontak langsung dengan objek.Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan menggunakan peralatan tertentu. Data yang diperoleh itu kemudian dianalisis dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Data yang diperoleh dari penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya, gelombang bunyi atau energi elektromagnetik. 

Secara garis besarnya  daerah penangkapan, penyebaran dan migrasi sangat  luas, yaitu meliputi daerah tropis dan sub tropis dengan daerah penangkapan terbesar terdapat disekitar perairan khatulistiwa. Daerah penangkapan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu operasi penangkapan. dalam hubungannya dengan alat tangkap, maka daerah penangkapan tersebut haruslah baik dan dapat menguntungkan. Dalam arti ikan berlimpah, bergerombol, daerah aman, tidak jauh dari pelabuhan   dan alat tangkap mudah dioperasikan (Sudirman, 2004).

Grid Analysis and Display System (GrADS) merupakan software yang tersedia gratis, dan dapat digunakan untuk analisis, manipulasi, dan menampilkannya dalam bentuk grafik seperti grafik garis, grafik batang, grafik kontur, grafik kontur berarsir, vektor angin, ataupun garis alur (streamlines) untuk data sains atmosfer, data-data berbentuk grid dan data-data dari stasiun pengamatan. GrADS dapat memanipulasi data dari kumpulan file sehingga irisan data dari beberapa file tersebut dapat dianalisis karakteristiknya, misalnya membuat klimatologi suatu variable.



BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai aplikasi Grid Analysis and Display System (GrADS) ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2016 di Ruang 02 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Laptop/komputer
b. Aplikasi GrADS
c. Aplikasi Ghost Script
d. Akses internet

3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Diklik tombol windows + R pada keyword
b. Diketik cmd pada open lalu ditekan “enter”
c. Diketik “dir” lalu “enter”
d. Diketik “D” (jika file GrADS disimpan di data “D”) lalu tekan “enter”
e. Diketik “dir” (untuk membuka file d) lalu tekan “dir”
f. Diketik “cd grads” (jika nama folder yang disimpan adalah grads) lalu ditekan “enter”
g. Diketik “dir” untuk membuka cd
h. Diketik “grads-l” lalu ditekan “enter”
i. Diketik “sdfopen” (nama fie data), ex: sdfopen sst.day.open.mean.2010.v2.nc lalu ditekan “enter"
j. Diketik “q file 1” lalu tekan “enter”
k. Diketik “set gxout shaded” lalu ditekan “enter”
l. Diketik “set lon 135 130” lalu tekan “enter”
m. Diketik “set lat -5,5 -6,5” lalu tekan “enter”
n. Diketik “d sst” untuk menampilkan gambar lalu tekan “enter”
o. Diketik “cbarn” untuk menampilkan keterangan gambar

Berikutnya cara menggunakan GrADS dengan aplikasi Ghostscript :
a. Diklik tombol Windows + R pada keyword
b. Diketik cmd pada open lalu ditekan “enter”
c. Diketik “dir” lalu “enter”
d. Ketik “D” (jika file disimpan di data D) lalu tekan “enter”
e. Diketik “dir” (untuk membuka folder d) lalu tekan “enter”
f. Diketik :cd grads” (jika nama folder yang disimpan adalah grads) lalu ditekan “enter”
g. Diketik “dir” untuk membuka cd
h. Diketik “grads –l” lalu ditekan “enter”
i. Buka notepad yang berisi file sst
j. Selanjutnya di ubah bulan, tahun dan koordinatnya sesuai keinginan, lalu di simpan
k. Buka kembali terminal, selanjutnya ketik “run sst” lalu tekan “enter”
l. Ketik “print” lalu “enter”
m. Buka folder penyimpanan data grads, di folder sudah tersimpan data dalam bentuk ghostscript
n. Kemudian pilih “ok”, lalu tekan ctrl+PrtSc, selanjutnya di copy ke “paint” untuk diubah ke dalam bentuk gambar
o. Diubah gambar kedalam bentuk “JPEG” lalu simpan di tempat yang diinginkan



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil gambar perubahan suhu perairan dari penggunaan aplikasi GrADS yang di deteksi oleh satelit NOAA pada tahun 2010.

Perubahan Suhu Bulan Januari


Perubahan Suhu Bulan Februari 


Perubahan Suhu Bulan Maret


Perubahan Suhu Bulan April


Perubahan Suhu Bulan Mei


Perubahan Suhu Bulan Juni


Perubahan Suhu Bulan Juli


Perubahan Suhu Bulan Agustus


Perubahan Suhu Bulan September


Perubahan Suhu Bulan Oktober


Perubahan Suhu Bulan November


Perubahan Suhu Bulan Desember



4.2 Pembahasan

Menurut Hutabarat dan Evans (2000), tinggi rendahnya suhu air dipengaruhi oleh proses fisik yang berlangsung di dalam air maupun atmosfer di sekitarnya. Perubahan suhu ini selanjutnya mempengaruhi proses kimiawi dan biologi, contohnya kelarutan oksigen. Oksigen akan dapat larut lebih banyak pada suhu yang lebih rendah. Secara biologis tingkat kesesuaian air terhadap hidup dan pertumbuhan organisme kultivan akan lebih rendah pada air dengan suhu yang fluktuasinya besar.

Suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Kenaikan suhu perairan sebesar 10ºC akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh ikan itu sampai dua kali lipat. Penurunan suhu perairan 1ºC akan menurunkan nafsu makan dari ikan. Jika suhu perairan tiba-tiba naik cukup tajam, maka tingkat metabolisme dalam tubuh ikan naik, dan kebutuhan oksigen pada ikan tersebut juga meningkat. Disisi lain kenaikan oksigen justru menyebabkan turunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air. Akibatnya, terjadi kesenjangan oksigen di satu pihak dengan suplay oksigen di lain pihak bagi ikan tersebut. Ikan kekurangan oksigen akan menjadi lemas (karena oksigen tersebut dalam proses pembakaran menghasilkan tenaga), jika hal ini berlangsung lama maka ikan mati. Hal ini oleh ikan akan diantisipasi dengan berpindah mencari perairan yang kondisi suhunya sesuai dengan yang mereka senangi (Effendi,2003).

Pada gambar diatas dapat terlihat jelas bahwa setiap bulan dalam setahun terjadi perubahan suhu yang signifikan. Seperti yang dapat kita lihat pada gambar bulan Januari dan Februari, pada bulan Januari suhu  panas hanya terlihat di bagian barat Pulau Jawa dan sebagian kecil dibagian Utara dan Selatan, namun pada bulan Februari suhu panas yang berada di bagian Barat Pulau Jawa mulai bergerak dan menyebar ke bagian Selatan. Namun pada bulan Maret suhu panas yang berwarna merah pekat pada bulan Januari dan Februari tidak terlihat lagi, hanya suhu yang berkisar antara 29,5 – 29,6 0C.

Pada bulan April di bagian Utara Pulau Jawa suhu perairan berkisar dari 29,6 – 30,4 0C sedangkan di bagian Selatan suhu perairan berkisar antara 19,4 – 30 0C. Pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober suhu perairan di bgian Utara Pulau Jawa semakin panas dan hanya pada bagian Utara saja yaitu dengan rata-rata suhu permukaan perairan berkisar antara 29,6 – 30,2 0C sedangkan pada Bagian Selatan rata-rata suhu permukaan perairan berkisar antara 26,7 – 29,1 0C.

Suhu permukaan perairan Pulau Jawa pada bulan September mulai normal dan tidak separah bulan-bulan sebelumnya, hal ini terlihat dari warna pada gambar dan skala yang ditunjukkan yaitu berkisar antara 29,4 – 29,60C untuk bagian Utara Pulau Jawa, sedangkan bagian Selatan terbilang normal yaitu berkisar antara 26,2 – 290C. Pada bulan Desember suhu perairan pada bagian Utara Pulau Jawa sudah kembali normal namun bergerak kearah Barat dan sebagian kecil di bagian Selatan.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi
b. Daerah penangkapan ikan merupakan suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis.
c. Grid Analysis and Display System (GrADS) merupakan software yang dapat digunakan untuk analisis, manipulasi, dan menampilkannya dalam bentuk grafik.
d. Suhu permukaan perairan Pulau Jawa yang paling tinggi selama setahun hanya terjadi pada bagian Utara saja, sedangkan pada bagian Selatan terbilang normal.






Post a Comment

0 Comments